KERIS PUSAKA PAKSI NAGA LIMAN PENINGGALAN SUNAN GUNUNG JATI CIREBON DALAM PERSPEKTIF BUDAYA CIREBON
Abstract
Keris Pusaka Paksi Naga Liman merupakan salah satu Keris Pusaka peninggalan Sunan Gunung Jati Cirebon ketika beliau menjabat sebagai Raja di Kesultanan Cirebon. Keris Pusaka tersebut dibuat oleh Mpu Suro, yaitu seorang Mpu terkenal sejak tahun 1445 M. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif yakni dengan cara mengambil data langsung dari sumbernya yakni civitas Keraton Kanoman, lalu data tersebut dianalisis dan dikaitkan dengan masalah dan tujuan penelitian, lalu hasilnya bisa dikomparasikan dengan hipotesis penelitian, sehingga dapat simpulan atau hasil penelitian. Tujuan dari penelitin ini adalah mengetahui sejarah keris pusaka paksi naga liman peninggalan sunan gunungjati Cirebon dalam perspektif budaya Cirebon. Hasil dari penelitian ini diantaranya, meliputi: Secara historis Paksi Naga Liman merupakan sosok makhluk hibrid yang merupakan simbol akulturasi dari tiga kebudayaan yang mempengaruhi pemerintahan Kesultanan Cirebon, yakni: Kebudayaan Islam dari Mesir, Kebudayaan Hindu dari India, dan Kebudayaan Kong Hu Chu dari Tiongkok. Makna simbolik dari Paksi Naga Liman dari sisi budaya merupakan simbol kekuatan dari tiga bagian kehidupan, meliputi: Dunia atas, dunia tengah, dan dunia bawah. Hibriditas pada Keris Pusaka Paksi Naga Liman merupakan simbol harmonisasi masyarakat Cirebon yang secara historis telah terpengaruh oleh multi-kultur dan merupakan bentuk representasi dari multikulturalisme bagi masyarakat Cirebon.
References
Andriana, Yunita, Fitra. 2016. “Kajian Fetisme Pada Keris Jawa”. Rupa: Fakultas Industri Kreatif Universitas Trilogi Jakarta, 1
Berjak, P., J.M. Farrant, D.J. Mycock and N.W. Pammenter. (1989). The basis of recalcitrant seed behavior. 98-112 pp. In Talorson, R.B. (ed.) Recent advances in the development and germination of seeda. Plenum Press, New York.
Darmojo, Kuntadi, Wasi. 2020. “Eksistensi Keris Jawa dalam Kajian Budaya”. Texture, Art & Culture Journal: Program Studi Keris & Senjata Tradisional, Jurusan Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta, 1 (1),
David, Jonasses. H. 1996. Handbook Of Reaserch For education Communicaion and Technology. New York: Simon & Schuster Machmillan
Effendi, Ismet Zainal. 2023. “Simbol Multikulturalisme pada Imaji Hibrid Paksi Naga Liman Keraton Kanoman Cirebon”. Senirupa Warna 11 (11)
Irawan, Agus., Soedjijono., & Ninik, Indawati. 2021. “KERIS: Struktur-Fungsi-Aktivitas, (Kajian dengan Pendekatan Etnoarkrologi)”. Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS (JPPI), 15 (2),
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. 2011. Keris dalam Perspektif Keilmuan Cetakan Kedua. Jakarta: Perpustakaan Nasional Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Lincoln, Y.S., & Guba, E.G. 1985. Naturalistic Inquiry. Bevery Hills: SAGE Publication, Inc.
Lubis, Nina Herlina., dkk. 2003. Sejarah Tatar Sunda. Jilid I. Bandung: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran dan Masyarakat Sejarawan Indonesia Cabang Jawa Barat.
Moleong, Lexy J. 2019. Moleong. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudrajat, Unggul., & Dony, Satryo, Wibowo. 2014. KERIS: Materi Muatan Lokal Bidang Kebudayaan Cetakan Pertama. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebuclayaan: Pustaka Pelajar.
Wahyudi, Imam. 2013. “Epistemologi Teknologi Keris”. Filsafat, 23 (3),
Yusanto, Yoki. 2020. “Ragam Pendekatan Penelitian Kualitatif.” Journal of Scientific Communication (JSC) 1(1). doi: http://dx.doi.org/10.31506/jsc.v1i1.7764.
Copyright (c) 2024 Jurnal Pariwisata PaRAMA : Panorama, Recreation, Accomodation, Merchandise, Accessbility
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Tulisan/artikel yang dimasukan diasumsikan tidak mengandung bahan proprietary yang tidak dilindungi oleh hak paten atau aplikasi paten. Tanggung jawab untuk konten teknis dan untuk perlindungan dari bahan proprietary merupakan tanggung jawab penulis dan organisasi yang mereka gunakan dan bukan tanggung jawab Jurnal PaRAMA dan staff redaksi nya. Penulis utama (Pertama/yang sesuai) bertanggung jawab untuk memastikan bahwa artikel tersebut telah dilihat dan disetujui oleh penulis lain. Ini adalah tanggung jawab penulis untuk mendapatkan semua izin pelepasan hak cipta yang diperlukan untuk penggunaan setiap materi berhak cipta dalam naskah sebelum pengajuan.